Jago Lagu
Jago Lagu

Paling Baru, Layak Diapresiasi, Yuk Intip Pameran Karya Siswa Difabel Kota Blitar

Paling Baru, Layak Diapresiasi, Yuk Intip Pameran Karya Siswa Difabel Kota Blitar

Paling Baru, Layak Diapresiasi, Yuk Intip Pameran Karya Siswa Difabel Kota Blitar (Radartulungagung)

KabarTulungagung.my.id - KOTA BLITAR – Sejumlah karya siswa penyandang disabilitas mengisi pameran Pemberontakan PETA Blitar. Mulai dari lukisan, produk kerajinan, hingga batik. Karya mereka layak menerima apresiasi.

Beberapa ruang kelas di gedung eks SMPN 3 Kota Blitar disulap menjadi tempat pameran. Pameran itu digelar sebagai salah rangkaian kegiatan peringatan Pemberontakan PETA Blitar.

Uniknya, dalam pameran itu karya yang dipajang adalah hasil siswa juga masyarakat yang merupakan penyandang disabilitas di Kota Blitar. selain itu, ada karya milik Ikatan Pelukis Indonesia (IPI).


Tak sedikit karya siswa difabel Kota Blitar yang dipamerkan dalam acara tersebut. Batik, rajutan, lukisan, makanan, dan sebagainya. Karya mereka tak kalah dengan para pelukis senior.

Salah seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) 1 Kota Blitar, Riska Ayu mengaku bangga. Sebab, karya siswanya dapat dipamerkan dalam pameran di Kota Blitar. Itu artinya, karya hasil jerih payah siswa difabel dapat dihargai dan diapresiasi oleh masyarakat luas.

“Anak-anak (siswa difabel, Red) senang sekali kalau hasil karya mereka itu dibawa ke pameran. Apalagi kalau laku terjual. Kami juga antusias apabila ada acara pameran yang menerima karya siswa difabel,” ujarnya.

Ayu mengatakan, ada sekitar 10 siswa yang karyanya mengisi both pameran. Namun sebenarnya ada banyak hasil karya lain yang diciptakan. Misalnya batik ciprat dan tulis, hasil rajutan, dan pernak-pernik lainnya.

“Kalau yang buat itu siswa dari jenjang SMP dan SMA. Ya sekitar 10 siswa. Mereka dibagi sesuai dengan kreativitasnya. Yang suka rajut ya buat rajut, begitu pun dengan membuat batik,” imbuhnya.

Membuat suatu karya memang tak mudah. Terlebih bagi para siswa dengan kebutuhan khusus.

Wanita ramah itu menceritakan, para siswa selalu memperoleh pendampingan saat membuat karya. Pendampingan yang dimaksud, yakni memberikan arahan saja. Kemudian, siswa akan menjalani semua proses pembuatan karya secara mandiri sehingga sesuai kreativitas para siswa difabel. Termasuk bentuk, motif, warna dan sebagainya.

Perempuan berjilbab itu melanjutkan, memberikan pemahaman kepada siswa difabel bukan perkara mudah. Perlu kesabaran tinggi. Apalagi, siswa difabel memiliki keterbatasan atau kondisi yang berbeda. Termasuk misalnya ada yang tunanetra, tunarungu, hingga tunagrahita alias kecerdasan dibawah rata-rata.


“Kuncinya ya harus sabar dan telaten. Mereka itu tidak dapat dipaksa. Harus diajari pelan-pelan. Karena kalau mood-nya nggak menarik pasti enggak mau,” jelasnya.

“Jadi ya kami menyesuaikan saja, tidak ada paksaan,” imbuhnya.

Menurut dia, siswa difabel memang dibekali keterampilan saat di sekolah. Harapannya, siswa dapat menjadi seorang yang mandiri dengan keterampilannya saat menyelesaikan sekolahnya nanti. Meskipun siswa difabel, tetap dapat membuat karya tanpa berpangku tangan dengan orang lain.

“Dengan pameran sesuai ini karya mereka dihargai, kadang juga dibeli. Ini dapat menjadi motivasi bagi para siswa untuk dapat kreatif dan mandiri. Harapannya nanti siswa keluar dari sekolah dapat lebih sukses dalam membuat karya,” tandsnya. (*/c1/wen)


Hits: 132x

Hosting Unlimited Indonesia


BERITA MENARIK

Waduh! Angin Kencang Tumbangkan Pohon Sono di Tulungagung, Jalan Macet Total