KabarTulungagung.my.id - Cuaca ekstrem diprediksi bakal menerjang Blitar Raya hingga pertengahan Februari mendatang. Selain curah hujan tinggi, potensi longsor dan puting beliung juga mengiringi. Kondisi ini dipicu oleh fenomena La Nina.
Fenomena alam ini ditandai dengan berubahan suhu muka air laut di perairan selatan Jawa mengakibatkan produksi awan konvektif berkumpul dan menjadi masif. Akibatnya, terbentuk awan kumulonimbus yang berpotensi hujan lebat disertai petir. “Hangatnya suhu permukaan air memicu kandungan uap air meningkat,” jelas prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur, Meilani, kemarin (1/2).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar menyebutkan telah mengeluarkan peringatan dini terhadap cuaca ekstrem. Wilayah yang berpotensi meliputi Kecamatan Wonodadi, Kecamatan Udanawu, Kecamatan Ponggok, Kecamatan Sanankulon, Kecamatan Nglenggok, Kecamatan Garum, Kecamatan Talun, dan Kecamatan Gandungsari.
Wilayah lain yang juga memiliki potensi bencana alam di antaranya Kecamatan Binangun, Kecamatan Wlingi, Kecamatan Doko, Kecamatan Kasemben, Kecamatan Wates, Kecamatan Selorejo, dan Kecamatan Selopuro.
Setidaknya, 14 peristiwa bencana alam dipicu oleh cuaca ekstrem di awal tahun ini. Lima di antaranya adalah angin kencang. Kemudian, empat peristiwa tanah longsor. Sisanya banjir luapan hingga pohon tumbang. “Rata-rata terjadi malam hari,” jelas Fandika, salah satu petugas pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana (pusdalops) kemarin (2/1).
Curah hujan yang turun beserta angin kencang rata-rata terjadi dini hari. Hal ini secara tidak langusng juga membawa potensi bencana lain yakni tanah longsor. Biasanya hal itu terjadi beberapa jam setelah hujan lebat. “Peristiwa longsor sering terjadi di sore menjelang malam. Berbeda dengan angin kencang yang bisa terjadi lebih sering dan tiba-tiba,” imbuhnya.
Di lokasi yang sama, Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto membenarkan soal potensi cuaca ekstrem dalam level waspada ini. Hal ini sesuai dengan hasil monitoring BMKG. “Memang dalam sepekan ke depan masih puncak musim hujan,” paparnya
Sebagai langkah antisipasi, sambung Ivong, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Misalnya, menghindari wilayah sungai dan tebing. Pihaknya berharap masyarakat juga menjaga sistem drainase agar berfungsi secara optimal untuk menghindari banjir. “Waspada untuk evakuasi apabila turun hujan lebih dari 2 jam. Terutama wilayah yang rawan banjir harus segera evakuasi secara mandiri,” tandasnya. (mg2/c1/hai)
Update Terbaru, Dr. MUHARSONO, M.Si Terpilih Jadi Rektor Universitas Tulungagung