Jago Lagu
Jago Lagu

Paling Baru, Proyek Nasional Masuk Tulungagung, Ketua PMII Berpesan Kejadian Seperti Wadas Jangan Sampai Terjadi

Paling Baru, Proyek Nasional Masuk Tulungagung, Ketua PMII Berpesan Kejadian Seperti Wadas Jangan Sampai Terjadi

Paling Baru, Proyek Nasional Masuk Tulungagung, Ketua PMII Berpesan Kejadian Seperti Wadas Jangan Sampai Terjadi (Jatimtimes)

KabarTulungagung.my.id - Adanya rencana proyek Nasional pembangunan jalan tol di Kabupaten Tulungagung dalam waktu dekat ini, tidak luput dari sorotan aktivis mahasiswa. Bahkan, pengurus cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tulungagung ini mewanti-wanti adanya proyek Nasional pembangunan jalan tol, kejadian sesuai di Desa Wadas tidak terjadi di Tulungagung.

"PMII mewanti-wanti agar jangan sampai kejadian di Wadas, terjadi di Tulungagung," kata Ketua PMII Tulungagung Utri Suciati usai aksi di depan Kantor DPRD Tulungagung, Selasa (22/2/2022).


Pererat Hubungan Bilateral, Indonesia dan Korea Selatan Saling Dukung Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Menurut Suci, sebagai mahasiswa harus pro kepada kemanusiaan, artinya sisi humanisme harus dijunjung tinggi. Aksi solidaritas Wadas di Tulungagung, adalah sebuah bentuk empati dan rasa kemanusiaan seumpama kejadian serupa terjadi di Tulungagung, karena dalam waktu dekat proyek nasional di Tulungagung juga akan berjalan.

Selain isu Wadas, lanjut Suci, dirinya mengaku juga mengkritisi isu-isu lingkungan di Tulungagung, salah satunya isu pengelolaan sampah dan relokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung.

"Berkali-kali kita sudah menjalani komunikasi dengan DLH, bahkan relokasi TPA juga menjadi kegelisahan kita," ucapnya.

Suci mengungkapkan, aktifitas galian C dan penambangan pasir di Tulungagung sebenarnya juga menjadi kegelisahan dari para aktivis mahasiswa, tetapi karena aktivitas itu sudah berlangsung dirinya mengaku belum dapat menjalani apa-apa, hanya berharap dan berpesan kepada pemerintah daerah dan APH untuk menjalani langkah-langkah antisipasi.

"Kendalanya adanya oligarki lokal. Bukan termundurkan tapi ini akan menjadi spirit bagi kita semua," ungkapnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Tulungagung Achmad Baharudin mengatakan, aksi solidaritas masyarakat Desa Wadas dan penyampaian aspirasi kepada DPRD perlu disampaikan terimakasih, karena sebagai mahasiswa di Tulungagung sudah peduli dan menyuarakan isu-isu nasional.

"Mereka berharap agar kejadian Wadas tidak terjadi di Tulungagung," kata Baharudin.


Baru 1,3 Juta Warga Jatim Ikut Vaksin Booster, Gubernur Khofifah Minta Pengurus Masjid Jelang Ramadan

Sebagai wakil rakyat, Baharudin mendukung mahasiswa yang menyuarakan isu nasional, dari pada mencari-cari isu lokal yang kurang produktif. Dirinya menyarankan untuk isu lokal Tulungagung mendingan untuk hal-hal yang positif saja agar Tulungagung tetap aman, nyaman dan kondusif.

Menurut Baharudin, akar masalah dari konflik Wadas kalau dilihat dari sisi hukum itu kemungkinan karena adanya tumpang tindih antara kewenangan pusat atau kementerian dengan kewenangan daerah.

Yang artinya kebijakan nasional dengan kebijakan daerah itu tidak meet (bertemu) atau tumpang tindih, akhirnya menimbulkan konflik. "Karena perizinan sekarang adalah OSS, dan OSS sendiri juga dipadu dengan otonomi daerah dengan melihat situasi," tutupnya.

Sebelumnya, sebanyak kurang lebih 180 mahasiswa mendatangi kantor DPRD Tulungagung. Kedatangan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Tulungagung itu, untuk menjalani aksi solidaritas Wadas dan menyampaikan beberapa pernyataan sikap dan tuntutan kepada DPRD Tulungagung.


Hits: 226x

Hosting Unlimited Indonesia


BERITA MENARIK

Lagi Viral, Kasus Guru Ngaji Wik Wik Santriwati di Tulungagung, Polisi Panggil 9 Saksi