Jago Lagu

Waduh! Tangis Petani Bawang Merah di Tulungagung, Harga Murah Bikin Modal Tanam Tak Kembali

Waduh! Tangis Petani Bawang Merah di Tulungagung, Harga Murah Bikin Modal Tanam Tak Kembali

Waduh! Tangis Petani Bawang Merah di Tulungagung, Harga Murah Bikin Modal Tanam Tak Kembali (Jatimtimes)

KabarTulungagung.my.id - Harga bawang merah yang semakin terpuruk, dikeluhkan petani Kabupaten Tulungagung. Salah satu petani, Syaiful Anwar Sanuri Tama (34) warga di dusun Bangak, Desa Pelem, Kabupaten Tulungagung ini mengatakan jika tahun ini banyak pembudidaya bawang merah mengalami kerugian.

"Rugi, tidak akan balik modal dari olah lahan hingga perawatan," kata Sanuri, Jumat (27/08/2021).


Lancar Laksanakan Program PTSL, Warga Senang Terima Sertifikat Tanah

Lanjutnya, harga pupuk dan obat-obatan sesuai fungisida hingga insektisida cukup mahal. Jika harga panen di petani hanya Rp 7 ribu hingga Rp 10 ribu per kilo, dipastikan akan merugi.

Penyebab murahnya bawang merah ini menurut informasi yang didapat Sanuri diantaranya adanya panen raya yang terjadi hampir semua daerah.

"Murah karena di hampir semua wilayah saat ini panen raya, imbasnya sampai di tempat kita Tulungagung," ujarnya.

Meski merugi, petani bawang merah di Tulungagung rata-rata tidak akan menimbun atau menahan penjualan sambil menunggu harga naik. Pasalnya, jika ditimbun banyak petani justru tidak kuat menanam lagi karena tidak ada biaya.

"Langsung dijual (meski murah), untuk modal menanam lagi. Tapi ada juga yang ditimbun," ungkapnya.

Penimbunan bawang merah juga tidak dapat bertahan lama, menurut Sanuri setelah dijemur kering dengan daunnya kemudian di ombyok (tali per bendel) lalu disimpan.


Terus Berikhtiar, PKB ingin Herd Immunity di Tulungagung Segera Terwujud

"Untuk sayur kuat sekitar 3-4 bulan, untuk bibit kuat 6 bulan. Tapi resiko di keringkan ini timbangan menyusut," ujar pria yang juga memiliki usaha dagang bibit bawang merah Tajuk (Thailand Nganjuk).

Bibit bawang merah yang cocok ditanam di Tulungagung sendiri menurut Sanuri merupakan bibit yang berasal dari daerah Gaeng Desa Ngudikan, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk.

"Karakter tanahnya sama, jadi jenis bibit bawang merah dari Nganjuk ini cocok ditanam di Tulungagung," jelasnya.

Kerugian yang dialami petani ini menurut Sanuri masih dapat dimaklumi bagi yang sudah lama bergelut di budidaya bawang merah. Namun, jika petani yang baru belajar menanam dipastikan akan mengeluh dan merasa kapok dengan kondisi harga yang dinilai jauh dari kata ideal ini.


Hits: 353x


BERITA MENARIK

Bagaimana Bisa? Dianugerahi Penghargaan Nasional Kepala Daerah Peduli Koperasi Terbaik Tahun 2022, Bupati Tulungagung Ucapakan Syukur